Selasa, 02 Maret 2010

aku mengagumi negeriku, negeri tercinta indonesia. di sinilah aku berdiri, aku berpijak dan bertahan untuk masa depanku.

Wisata Blitar

December 4th, 2009

Kabupaten dan Kota Blitar
Kota Blitar, adalah sebuah kota yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 167 km sebelah selatan Kota Surabaya. Kota Blitar terkenal sebagai tempat kelahiran dan dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.
Daftar isi
Kabupaten Blitar adalah sebuah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Beribukota di Blitar, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Kediri di sebelah utara, Kabupaten Malang di sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, dan Kabupaten Tulungagung di sebelah barat. Kabupaten Blitar memiliki 22 kecamatan yang dibagi lagi menjadi 220 desa dan 28 kelurahan.
Gunung Kelud (1.731 m dpl), salah satu gunung api strato yang masih aktif di Pulau Jawa yang terletak di bagian utara kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Kediri. Bagian selatan Kabupaten Blitar (yang dipisahkan oleh Sungai Brantas) dikenal sebagai penghasil kaolin dan dilintasi oleh Pegunungan Kapur Selatan. Pantai yang terkenal antara lain Pantai Tambakrejo dan Pantai Jalasutra.
* 1 Wilayah administratif
* 2 Sejarah
* 3 Walikota
* 4 Pariwisata
* 5 Fasilitas
o 5.1 Fasilitas pendukung
* 6 Aneka rupa
Wilayah administratif
Kota Blitar terdiri atas 3 kecamatan, yaitu:
* Sukorejo
* Kepanjenkidul
* Sananwetan
Potensi pariwisata Kota Blitar tidak lepas dari nilai-nilai sejarah yang masih kental tergurat di kota yang pernah menjadi salah satu tempat berkecamukmya semangat kepahlawanan pejuang bangsa. Nama-nama besar seperti Adipati Aryo Blitar, Sang Proklamator Bung Karno, Sodancho Supriyadi, dan lain sebagainya, merupakan inspirasi yang ikut mewarnai dinamika, arah, dan kemajuan kota yang sedang tumbuh ini.
Dalam upaya membangun iklim yang kondusif sebagai kota Patria yang didukung oleh sistem perdagangan barang dan jasa unggulan, pemerintah Kota Blitar memilih sektor pariwisata sebagai primadona untuk mengemnbangkan ekonomi daerah. Beberapa tempat tujuan wisata yang ada di Blitar, dari waktu ke waktu kian dibenahi dan diperkaya guna meningkatkan potensi wisata di Kota Blitar.
Tempat tujuan wisata di Kota Blitar antara lain:
* Makam Bung Karno. Makam Proklamator Bung Karno adalah makam seorang tokoh besar yaitu presidan pertama sekaligus proklamator kemerdekaan RI. Makam ini terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, sekitar 2 km ke utara dari pusat kota.
* Perpustakaan dan Museum Bung Karno. Perpustakaan ini selain berisi segala bentuk memorabilia Bung Karno, juga kelak akan dikembangkan sebagai pusat studi terpadu. Beberapa koleksi yang ada saat ini adalah lukisan hidup Bung Karno yang dapat berdetak tepat pada bagian jantungnya, uang Bung Karno yang dapat menggulung sendiri, dan koleksi sumbangan dari Yayasan Idayu.
* Istana Gebang. Istana Gebang atau lebih dikenal dengan sebutan Ndalem Gebang, merupakan rumah tempat tinggal orang tua Bung Karno. Istana ini bertempat di Jl. Sultan Agung 69, Blitar. Di rumah ini pada setiap bulan Juni ramai didatangi pengunjung, baik dalam rangka Haul Bung Karno maupun karena adanya kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Pemkot Blitar, seperti Grebeg Pancasila.
* Petilasan Arya Blitar. Petilasan ini berupa makam, yaitu makam Adipati Arya Blitar yang terletak di Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo. Makam ini ramai dikunjungi pada bulan Sura (Muharram) dan juga setiap malam Jumat legi.
* Monumen Supriyadi. Pada tahun 1945, Kota Blitar menjadi pusat pemberontakan tentara PETA yang dipimpin oleh Sodancho Supriyadi, melawan tentara Jepang. Untuk mengenang jasa beliau, dibangunlah sebuah monumen yang terletak di depan bekas markas PETA (depan TMP Raden Wijaya). Selain di sana, juga dibangun sebuah patung setengah dada Supriyadi yang terletak di depan Pendapa Kabupaten Blitar.
* Kebon Rojo yaitu taman hiburan dan rekreasi keluarga yang berada di belakang kompleks rumah dinas Walikota Blitar yang disediakan untuk masyarakat umum maupun wisatawan secara cuma-cuma. Di taman tersebut terdapat beberapa jenis hewan peliharaan, fasilitas bermain anak, tempat bersantai, panggung apresiasi seniman, air mancur, dan juga berbagai jenis tanaman langka yang berfungsi sebagai paru-paru kota.
* Taman Air Sumberudel yang diresmikan kembali oleh Walikota Blitar pada tanggal 10 Oktober 2007 setelah direnovasi selama kurang lebih satu setengah tahun adalah taman air paling megah se-eks Karesidenan Kediri. Taman air ini mempunyai fasilitas yang cukup lengkap bila dibandingkan dengan taman-taman air lain di Jawa Timur. Sayang, pengelolaan parkirnya tidak lebih bagus daripada sebelum direnovasi.
* Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) yaitu pusat layanan informasi bagi para pelaku ekonomi, khususnya pelaku perdagangan, selain sebagai pusat layanan informasi tentang pariwisata. Pembangunan pusat informasi ini adalah bentuk realisasi kebijakan pembangunan sarana-prasarana ekonomi pada umumnya, serta sarana-prasarana perdagangan dan pariwisata pada khususnya. Ini adalah penjabaran dari pembangunan sistem perdagangan barang dan jasa unggulan sebagaimana yang tersurat dalam rumusan visi Kota Blitar.
PIPP Kota Blitar menjadi media integrasi informasi dan publikasi pariwisata dan potensi daerah secara bersama-sama antara daerah Kota Blitar beserta daerah sekitarnya, seperti Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Nganjuk, serta daerah-daerah lainnya di wilayah administrasi Badan Koordinasi Wilayah I Madiun. Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan Kota Blitar diresmikan pada tanggal 3 Juli 2004 oleh Presiden RI (yang menjabat saat itu) Megawati Soekarnoputri. Bersamaan dengan peresmian PIPP, terdapat beberapa obyek lainnya yang juga ikut serta diresmikan, antara lain Stadion Patria, Pasar Legi, dan Perpustakaan Persada Bung Karno.
Fasilitas
Fasilitas Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan Kota Blitar. Secara umum PIPP memiliki dua bangunan sebagai komponen operasional untuk aktivitas dan fasilitas antara lain:
1. Bangunan utama berbentuk bangunan anjungan promosi, kolam ikan hias, serta panggung terbuka untuk berbagai keperluan termasuk pentas kesenian dan ruang pengunjung.
2. Bangunan penunjang, antara lain:
* Pendapa atau paseban untuk penerimaan dan istirahat pengunjung, kios pedagang, serta lapangan parkir kendaraan bermotor yang diperuntukkan bagi pengunjung komplek makam serta Perpustakaan Persada Bung Karno.
* Anjungan promosi produk unggulan menempati areal sekitar 1.400 m².
Terdiri atas empat bangunan, masing-masing untuk promosi produk dari Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten Tulungagung, dan Trenggalek, untuk Kabupaten dan Kota Blitar sendiri, serta satu bangunan untuk pameran umum.
* Kios yang melayani berbagai kebutuhan termasuk makanan dan minuman serta suvenir, kebutuhan yang lazim bagi pengunjung PIPP atau wisatawan pada umumnya. Kios ini berjumlah 40 unit. Untuk mengantisipasi pengunjung dari luar kota berupa rombongan besar, dengan kendaraan besar seperti bus, termasuk pengunjung komplek makam serta Perpustakaan Persada Bung Karno, disediakan lapangan parkir yang cukup luas, sekitar 6.500 m².
* Areal untuk kegiatan (pameran) dan parkir yang cukup luas dan representatif.
Fasilitas pendukung
* Patria Plaza Hotel terletak di Jl. Kartini. Hotel ini berdiri sejak tanggal 1 Januari 2005 dan diresmikan oleh Walikota Blitar.
* Hotel Puri Perdana terletak di Jl. Anjasmoro. Hotel ini adalah hotel pertama di Kota Blitar yang memberikan fasilitas gratis internet.
* Hotel Tugu Sri Lestari terletak di Jl. Merdeka. Hotel ini lebih dikenal dengan sebutan Sri Lestari saja. Hotel bergaya kolonial ini merupakan hotel tertua yang berdiri di pusat Kota Blitar dan merupakan saksi sejarah dari peristiwa pemberontakan PETA yang terjadi pada tanggal 14 Februari 1945.

Sabtu, 9 Oktober 2004
Gangan Paliat , Makanan Tradisional Khas Tabalong


TANJUNG,- Tabalong tidak hanya dikenal luas karena buah langsat yang manis atau produksi madu, kemudian kosakmi (kopi pasak bumi). Tetapi dikenal pula mempunyai makanan khas berupa gangan (sayur) Paliat. Sehingga tidak akan lengkap bila berkunjung ke Tabalong, tidak mencicipi gangan Paliat.

Kata Paliat diambil dari nama desa di Kecamatan Kelua dan di desa itulah asal muasal ditemukan jenis makanan tradisional yang terbuat dari santan kental dan bumbu kunyit bercampur jeruk purut yang nikmat dan segar, sehingga diberi nama dengan sebutan gangan Paliat. Masakan gangan Paliat dengan rasa yang khas hanya didapati di daerah Tabalong pada hari-hari pasaran, seperti di Pasar Mabuun Murung Pudak setiap hari Sabtu, lalu di Pasar Kelua pada hari Kamis. Sementara pedagang warung masakan gangan Paliat pada umumnya merupakan warga Desa Paliat Kelua.

Dijelaskan Ny Mariam Zainudin, untuk membuat ganan Paliat tidak terlalu sulit. Begitu pula untuk mendapatkan bumbu atau rempah-rempah yang menjadi kebutuhan pokok pembuatan makanan khas Tabalong. “Bumbu-bumbu mudah didapatkan karena dijual umum di pasar maupun di warung-warung,” imbuhnya.

Cara pertama pembuatan masakan gangan Paliat adalah menyiapkan peralatan dan bumbu-bumbu seperti kunyit, kemiri, laos, serai dan lombok merah. “Setelah semuanya siap barulah dilakukan peracikan bumbu. Potong kecil-kecil kunyit dan laos lalu disangrai hingga kering. Kemudian diulek kunyit dan laos yang telah disangrai tadi bersama kemiri dan lombok merah hingga halus. Berikutnya direbus hingga matang dan masukkan serai,” ujar warga Desa Paliat RT 2 No 79 Kelua.

Sebagia langkah kedua adalah membuat gangan Paliat dengan bahan ikan basah dari sungai atau laut sebanyak 1 kg, bumbu 20 gr, santan kental 1 lter, jeruk purut 3 biji, bawang merah 25 gr, asam jawa yang sudah diperas sebanyak 100 cc, ditambah penyedap rasa dan garam secukupnya. Cara membuatnya yaitu ikan dipotong sesuai kebutuhan, lalu dicuci dengan jeruk purut hingga bersih. Rebus santan hingga mendidih dan masukkan bumbu beserta ikan plus bawang merah yang sudah dirajang. Setelah itu diaduk sampai merata, biarkan mendidih lagi. Barulah setelah mendidih diangkat lalu peras dengan jeruk purut. “Nah, makanan Paliat sudah bisa disajikan,” tandasnya, sembari mempersilakan Radar Banjarmasin mencicipi gangan Paliat yang disajikan hangat-hangat. (day)

Corak masyarakat multikultural di Australia sudah terbentuk sejak ratusan tahun lalu. Seperti apakah kehidupan beragama di Australia? Bagaimana pula kondisi umat Muslim di sana?

Mayoritas masyarakat Indonesia hampir dapat dipastikan menganggap down under tersebut sebagai negeri sekuler yang tidak menghargai kehidupan beragama, khususnya terhadap pemeluk agama Islam. Sebagian lain menganggap kehidupan beragama Negeri Kanguru tersebut dimonopoli Kristen dan penduduk keturunan Eropa Barat dan pada sisi lain meminggirkan hak umat beragama lain serta masyarakat yang berbeda latar belakang budaya.

Persepsi seperti itu selalu beranjak dari sejarah perlakuan diskriminatif dan marginalisasi masyarakat Australia yang didominasi kulit putih terhadap masyarakat asli penghuni negara benua yang terletak di tenggara Indonesia, Aborigin, dan terus terbangun dalam alam pikiran sebagian besar masyarakat serta seolah sudah menjadi kebenaran.

Namun, jika kondisi negeri itu ditanyakan kepada pelajar Indonesia yang pernah menimba ilmu atau masyarakat yang pernah berkunjung ke sana, jawabannya akan sangat kontras. Mereka memberikan jawaban bahwa pemerintah dan masyarakat Australia sangat menghargai kehidupan beragama dan keberagaman budaya atau multikulturisme.

Negara Commonwealth Inggris Raya di era modern ini sudah menampilkan wajahnya sebagai negara demokratis, toleran, terbuka, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan persamaan hak. Praktik ini bukan sekadar di level aturan hukum dan ketatanegaraan, tapi sudah terasa membumi dalam keseharian kehidupan masyarakat Australia.

Saat berkesempatan berkunjung langsung ke Australia untuk mengikuti program Australia-Indonesia Muslim Exchange Program yang digelar Australia-Indonesia Institute bekerja sama dengan Pemerintah Australia melihat langsung toleransi antarumat beragama (interfaith) dan multikulturisme. Harmoni ini terlihat di institusi publik,area publik, sekolah dan kampus, serta beberapa sektor kehidupan lain.

Pertama menjejakkan kaki di Bandara Sydney atau yang dikenal dengan Kingsford Smith Airport langsung disuguhi salah satu petugas berwajah Timur Tengah yang mengenakan jilbab. Bahkan, seorang petugas kepolisian di Kepolisian Dandenong di negara bagian Victoria, Senior Constable Maha Sukkar, menikmati kebebasannya mengenakan jilbab.

"Saya bisa bekerja nyaman, saya mensyukuri sebagai warga Australia dan bisa menikmati kebebasan menjalankan agama," ujar Maha Sukkar, perempuan asal Lebanon. Bagi Australia, kesempatan yang diberikan kepada Maha Sukkar yang berasal dari kalangan Islam dan juga warga negara lain yang berasal dari keturunan non-Eropa merupakan bagian dari pembangunan multikultural Australia.

Parliamentary Secretary for Multicultural Affairs and Settlement Services Laurie Ferguson MP menegaskan, meski muncul ancaman terhadap kohesi sosial, keserasian, dan keamanan akibat terorisme, warga muslim sama dengan warga negara lain yang mencintai perdamaian, bersedia membayar pajak, serta memberikan kontribusi pada kemasyarakatan dan perekonomian Australia.

Pemerintah Australia sendiri bertekat memastikan semua warga negaranya mendapat kesempatan menjadi warga yang aktif dan setara serta bebas melestarikan tradisi budaya masing-masing. Australia ingin membangun masyarakat yang beragam dan bersatu padu yang menghormati hak asasi manusia, demokrasi, dan perundangan, mengakui dan menghormati perbedaan, memberi kesempatan kepada semua, merayakan dan memanfaatkan keragaman, serta menghargai dan mendorong partisipasi seluruh warga dalam kehidupan bermasyarakat.

Hal itu terlihat dari diadakannya event Harmony Day setiap tanggal 21 Maret. Event yang mulai digelar 10 tahun lalu dan ditangani Departemen Imigrasi dan Kewarganegaraan itu merupakan wujud serius Negeri Kanguru untuk mempromosikan partisipasi, keterbukaan, penghargaan, dan rasa memiliki untuk semua orang (everyone belongs). Selain itu, agenda nasional ini juga diperuntukkan sebagai keseriusan warga Australia untuk memerangi rasialisme serta intoleransi agama dan kultural.

Sejarah Panjang

Corak masyarakat Australia adalah multikultural. Hal itu merupakan buah dari perjalanan panjang, terutama setelah pembatalan Kebijakan Australia Putih pada 1973. Inggris adalah bangsa yang pertama kali datang ke Australia sekaligus menempatkan kebudayaannya sebagai kebudayaan dominan di Australia.

Kedatangan Inggris bermula sejak penjelajah Inggris Kapten James Cook menginjakkan kakinya pertama kali pada 1770. Awalnya, Inggris memanfaatkan Australia sebagai tempat penampungan narapidana, tepatnya di Sidney, sejak 1788. Selain itu, Inggris juga tertarik dengan tambang emas yang terdapat di Australia.

Tidak hanya Inggris, bangsa Skotlandia dan Wales pun kemudian berbondong-bondong hijrah ke Australia sehingga mendominasi dan mewarnai negeri baru tersebut hingga kini. Mereka mendominasi sistem kebudayaan, bahasa, sistem pemerintahan, pendidikan, pertanian dan peternakan hingga olah raga seperti kriket, rugbi, tenis, dan balapan kuda.

Setelah Perang Dunia II hingga periode 1980-an, masyarakat Australia semakin multikultural dengan kedatangan kaum migran yang kebanyakan merupakan pengungsi dari daerah asalnya. Mereka antara lain pengungsi korban komunisme Eropa Timur seperti Italia dan Yunani. Semenjak pembatalan kebijakan Australia Putih, gelombang pengungsi migran non-Eropa juga mulai berdatangan.

Di antaranya korban perang saudara di Lebanon,pengungsi kerusuhan Cile dan El Salvador, pengungsi Vietnam, Kamboja, Laos, migran China,Hong Kong,Taiwan, serta pendatang dari Turki.Menurut catatan SI,Australia menempati posisi ketiga setelah Amerika Serikat dan Kanada sebagai negara pengungsi terbesar di dunia. Sejak Perang Dunia II, lebih dari 690.000 pengungsi bermukim di negara itu berdasar program kemanusiaan internasional.

Kedatangan mereka kemudian membawa keanekaragaman budaya, agama, dan bahasa. Dari sisi budaya misalnya, masyarakat Australia terdiri atas beragam suku bangsa. Berdasar sensus 2006, tercatat penduduk Australia kelahiran Eropa Barat mencapai 1,4 juta jiwa, Eropa Selatan dan Timur 722.000 jiwa, Asia Tenggara 553.000, Oseania 496.000, Asia Timur Laut 389.000, Asia Selatan dan Tengah 268.000, Afrika Utara dan Timur Tengah 251.000, Afrika Sub-Sahara 192.000, serta kawasan Amerika 180.000.

Agama yang dominan tidak hanya Kristen Anglikan yang dibawa keturunan Inggris, tapi juga aliran lain seperti Ortodoks dan Katolik yang kini menjadi agama terbesar dengan total 4,6 juta pemeluk dari total 21 juta penduduk Australia. Selain Kristen/Katolik, beberapa agama juga hidup seperti Islam (2%), Buddha (2%), Hindu (1%), Yahudi, Sikh, Baha'I, dan Ahmadiyah.

Bahkan berdasar sensus 2006, agama-agama non-Kristen/Katolik semakin meningkat perkembangannya, yakni Hindu (55%), Islam (21%), dan Buddha (17%). Begitu pun bahasa yang digunakan. Selain bahasa Inggris, dalam komunikasi sehari-hari masih banyak warga Australia yang mempertahankan bahasa ibu seperti Italia,Yunani, Kanton,Arab, Mandarin, Vietnam, dan ada pula yang menggunakan bahasa Indonesia. Kebudayaan, agama, dan bahasa yang berwarna-warni kini membentuk Australia sebagai negara multikultural.
(Koran SI/Koran SI/mbs)

riwayat hidupku, aku adalah seorang hamba yang rindu akan kasihNYA. akupun merindu akan kasihnya. aku seorang mahasiswi di sebuah universitas di banjarmasin, kalimantan selatan. dan aku mempunyai impian sama seperti orang lain.